Posted by : Ilham Setiawan
Saturday, 25 May 2013
Terkadang dalam kehidupan sehari
hari,para suami suka merendahkan
peran istri dalam rumah tangga.
Padahal pada kenyataannya istri
sangat berperan, bahkan boleh
dibilang lebih banyak peran yang
dimainkan seorang istri
dibandingkan suami. Coba kita
bayangkan, mulai dari tugas rutin
seperti mengurus rumah, anak,
melayani kebutuhan suami dan tak
jarang tugas yang semestinya di
jalankan seorang suami dalam
mencari nafkah juga dikerjakan oleh
istri.
Meski demikian, sekali lagi dalam
kenyataannya peran yang demikian
itu oleh sebagian suami kurang
dihargai. Masih saja suami menuntut
lebih, seolah tak mau tahu dengan
kondisi fisik yang dialami sang istri
karena lelahnya dalam menjalankan
tugas rumahnya. Seperti misalnya
ketika suami pulang larut malam ,
istri terlelap tidur sehingga tidak
mendengar suami memintanya
membuka pintu, lalu suami marah
besar karena hal tersebut, atau saat
pagi hari karena sibuk mengurusi
keperluan anak sampai lupa
membuatkan kopi atau sarapan
untuk suami, sehingga tak jarang
terjadilah kekerasan dalam rumah
tangga ( KDRT ) yang berujung
pada perceraian dengan alasan
karena tidak ada kecocokan.
Adakalanya perlakuan kasar
terhadap istri dengan alasan karena
istri tidak patuh, tidak melayani
suami dengan baik dll alasan yang di
jadikan senjata oleh suami.
Padahal dalam islam penghargaan
suami terhadap peran istri menjadi
tolak ukur dalam hal keimanan
seorang muslim,sebagaimana yang di
sabdakan oleh rosullullah SAW dalam
salah satu hadistnya,dari abul hasan
al-fira, dari Muhammad bin ghalib
al-baghdadi, dari al- hasan bin ali,
dari al- Fadhl bin Sahl, dari ibnu
atikah, dari anas bin malik RA , ia
berkata : “ rosulullah SAW ditanya ,
Siapakah orang mukmin yang paling
sempurna imannya ?, Beliau
bersabda, Yang paling baik
akhlaknya kepada keluarganya,”.
Lalu siapa contoh yang dapat ditiru
dalam hal hubungan suami istri yang
paling baik kalau bukan Rosullullah
Muhammad SAW.
Dalam suatu riwayat dikisahkan,
tatkala beliau pulang dan istrinya
tidak membukakan pintu, beliau rela
tidur diteras rumah, sampai pada
pagi harinya saat membuka pintu
sang istri kaget melihat baginda
rosul tidur diluar tanpa alas. Apa
yang dikatakan beliau pada sang
istri, bukannya cacimaki tapi kata –
kata maaf nan lemah lembutlah
yang keluar dari bibirnya,bahwa dia
tidak ingin mengganggu istirahat
istrinya. Atau ketika bajunya sobek
beliaupun rela menjahitnya sendiri
tanpa minta di bantu istrinya.
Bahkan panggilan kesayangan kerap
keluar dari bibir beliau saat
memanggil istri-istri nya.
Subhanallah… Seorang sahabat,
Umar RA pun mencontohkan kepada
kita tentang bagaimana kita harus
memperlakukan istri sebagai teman
dan pendamping hidup.
Suatu ketika ada seorang yang ingin
mengadukan perihal keadan istrinya.
Saat sampai di rumah khalifah dia
mendengar ummu kalsum sedang
bertengkar dengannya. Orang
itupun lalu berkata “ saya ingin
mengadukan tentang kelancangan
istriku kepadaku, akan tetapi karena
mendengar hal serupa dalam rumah
tanggamu, maka saya kembali”,
Umar berkata “ Kita harus
memaafkannya, karena ia
mempunyai hak yang harus kita
laksanakan . Pertama, Ia merupakan
penghalang bagiku dari api neraka,
dimana hatiku merasa tenteram dan
jauh dari hal yang haram. Kedua, ia
menjadi penjaga rumah ketika aku
pergi dan ia pula yang menjaga
hartaku, Ketiga, ia menjadi tukang
cuci pakaiannku. Keempat, ia menjadi
ibu bagi anak-anakku. Kelima, ia
menjadi tukang masaka
makanannku .” Lalu orang itu
berkata “ istriku juga begitu, maka
apa yang engkau maafkan atasnya
saya juga memaafkannya.”
Lalu apa saja kewajiban suami
terhadap istri ?, Abu laits As-
samarkandi mengatakan, ada Lima
hal hak istri yang harus ditunaikan
oleh suami :
1. Suami tidak membiarkan istrinya
keluar rumah tanpa ada hal penting,
karena istri merupakan aurat dan
keluarnya dihadapan orang banyak
menyebabkan dosa dan merusak
kesopanan.
2. Suami harus mengajarkan ilmu
agama, terutama ilmu dalam
beribadah yang wajib seperti cara
beruwudhu, sholat, puasa dan lainya.
3. Memberikannya makanan yang
halal, karena makanan yang haram
akan menjadikan daging yang
tumbuh karenanya menjadi bahan
bakar api neraka. Memberikannya
pun akan diganjar pahala oleh allah
SWT, Rosullulah Muhammad SAW
bersabda, “ Dinar itu ada empat
macam, yakni yang kamu nafkahkan
di jalan allah, dinar yang kamu
berikan untuk orang miskin, dinar
yang kamu belanjakan untuk
memerdekakan budak, dan dinar
yang kamu nafkahkan untuk
keluiargamu. Yang paling banyak
pahalanya adalah dinar yang kamu
belanjakan untuk keluargamu .”
4. Tidak boleh menganiaya nya,
karena istri adalah amanat baginya.
Dari Abu Hurairah RA, rosullullah
SAW bersabda,“ Barang siapa
mengawini seorang perempuan
dengan mas kawin yang telah
ditentukan, sedangkan ia berniat
untuk tidak memenuhinya maka ia
berbuat zina dan barangsiapa yang
mempunyai hutang sedangkan ia
berniat untuk tidak
mengembalikannya maka ia adalah
pencuri.” Dari abul Qasim asy-
syananadzi dengan sanad dari Al-
hasan al-bashri dari rosullullah
SAW ,” Berpesan pesanlah yang baik
dengan para istri karena
sesungguhnya mereka tidak memiliki
apa-apa atas diri mereka sendiri di
sisimu, dan sesungguhnya kamu
mengambil mereka dengan amanat
allah dan kamu menghalalkan
kemaluan mereka dengan kalimat
Allah SWT .”
5. Bila timbul perasaan yang tidak
baik, hendaklah bersabar dan
anggaplah sebagai peringatkan
baginya, jangan sampai terjadi yang
lebih berbahaya dari yang telah
terjadi.” Yang paling penting dan
harus selalu di ingat oleh para suami
adalah bahwa mereka adalah
pemimpin dalam rumah tangga,
suatu saat apa yang dilakukan
terhadap istri mereka di dunia kelak
akan diminta pertanggung jawaban
nya di hadapan Allah SWT.
Dari Al hakim abul-hasan as-sardiri,
dari abu ahmad al-hawani, dari al-
abbas bin Muhammad, dari yahya
bin Muin, dari abu hafsin al-abar,
dari hajadah, dari athiyah al-aufi,
dari ibnu umar RA , Rosululah
Muhammad SAW bersabda: “
masing-masing dari kalian adalah
pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Seorang imam
yang diikuti oleh orang banyak
adalah pemimpin dan akan ditanya
kepemimpinannya. Seorang laki-laki
(suami) adalah pemimpin atas
penghuni rumahnya dan ia akan
ditanya tentang kepemimpinannya.
Seorang hamba adalah pemimpin
dalam harta tuannya dan ia akan
ditanya tentang kepemimpinannya.
Seorang isteri adalah pemimpin
dalam rumah suaminya dan ia akan
ditanya tentang kepemimpinannya.
Ingatlah masing-masing dari kalian
adalah pemimpin dan akan ditanya
tentang kepemimpinannya .” <>