Posted by : Ilham Setiawan
Friday, 14 December 2012
Beliau adalah seorang Raja Baikh yang emninggalkan istana untuk menjadi seorang sufi.
Pada saat ketenaran Ibrahim bin Adham sudah tersebar luas, dia meninggalkan gua pertapaannya dan pergi menuju Mekah. Dialah salah seorang sufi teladan umat Islam yang terkenal. Naga pun berusjud di hadapannya.
Kisah.
Di tengah padang pasir, Ibrahim bertemu dengan seorang tokoh besar agama yang mengajarkan kepadanya nama-nama Teragung dari Allah SWT. Dengan Nama yang teragung itulah Ibrahim menyebut Allah SWT dan sesaat kemudian ia dikarunia bertemu dengan Nabi Khidir as.
"Ibrahim," kata Nabi Khidir as.
"Saudaraku Daudlah yang mengajarkan kepadamu nama-nama Teragung dari Allah SWT itu," kata Nabi Khidir as lebih lanjut. Haa .. jadi yang tadi adalah Nabi Daud yang menemukan Ibrahim bin Adham. Kemudian mereka berbincang-bincang tentang berbagai masalah. Dari diskusi itulah Ibrahim menyerap berbagai ilmu hakiki. Dengan seizin Allah SWT, Nabi Khidir as adalah manusia pertama yang telah menyelamatkan Ibrahim. Selanjutnya, perjalanan diteruskan menempuh ganasnya padang pasir. Sesampainya di Dzatul IRQ, Ibrahim bertemu dengan 70 orang yang berjubah kain perca tergeletak mati dan darah mengalir dari hidung dan telinga mereka. Ibrahim berjalan mengitari mayat-mayat tersebut dan ternyata salah seorang dari mereka masih hidup. "Anak muda, apakah yang telah terjadi?" tanya Ibrahim. Orang itu menjawab, "Wahai manusia, beradalah di dekat air dan tempat shalat, janganlah menjauh agar engkau tidak dihukum. Tetapi jangan pula terlalu dekat agar engkau tidak celaka. Tidak seorangpun bisa bersikap terlampau berani di depan sultan. Takutilah sahabat yang membantai dan memerangi para peziarah ke tanah suci seakan-akan mereka itu orang-orang kafir Yunani. " "Siapakah kalian?" tanya Ibrahim. "Kami adalah rombongan sufi yang menembus padang pasir dengan berpasrah kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengucapkan sepatah katapun di dalam perjalanan kecuali hanya mengingat Allah SWT. Dan kmai tidak peduli pada sesuatu pun selain kepada-Nya." jawab orang itu.