Showing posts with label Pelajaran. Show all posts

Manfaat Dari Keanekaragaman hayati sangat banyak sekali. Dari segi ekonomi,Sosial Dan Budaya. Dan semua Dari Tumbuhan, hewan serta mikroorganisme lainya. 
lokopou
A.tumbuhan
1.Sumber makanan
Tumbuhan adalah produsen ( Dapat memproduksi makanan sendiri ) jadi manusia memanfaatkanya untuk dijadikan sebagai bahan makanan tidak hanya makanan pokok seperti  beras,gandum,jagung, dan sagu manusia juga memanfaatkan sebagai sayuran dan memakan nya dalam bentuk buah-buahan

2.Sumber Ekonomi
Di indonesia Terkenal sebagai pengeksport kayu terbesar di dunia. Selain Dalam Bentuk Kayu Manusia memanfaatkan buah, getah ,bunga dan berbagai bagian tumbuhan untuk memperoleh penghasilan ekonominya.

3.Obat obatan Dan Kosmetik
Tumbuhan merupakan obat Herbal yang Efek Sampingnya Hampir tidak ada . Dan bagus untuk kesehatan Contohnya: Rempah rempah (jahe,kunyit) sambiloto, jambu biji , kumis kucing dan lain lain

Tumbuhan bisa untuk kosmetik alami tidak memakai bahan kimia dan sebagai dasar pembuatan kosmetik Beberapa contoh tumbuhan tersebut adalah Cendana,kenangan, mengkudu

B.Hewan
moooo lokopou
1.sumber makanan
Daging Dan Bagian lainya
2.sumber obat obatan
Madu 
3.sumber sandang
4.sumber plasma nutfah 
5.kesenangan 

C.Mikroorganisme
1.Sebagai pengurai / dekomposer di dalam ekosistem
2.sebagai bahan Pangan Atau Bahan Pangan Menjadi Bentuk Lain
3. Membantu Pencernaan
4.Membantu mengusir hama Tanaman
5.Membantu Tekhnik rekayasa genetika 


Jangan Mencopas artikel Tampa Seijin Dari administator

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Posted by : Ilham Setiawan
Saturday 4 May 2013
0 Comments

biodiversity Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
lokopou

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayatimenjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dankeanekaragaman ekosistem.

Pengertian Keanekaragaman hayati ( biodiversitas )

Posted by : Ilham Setiawan 0 Comments

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Ras manusia
Gen adalah zat kimia dalam tubuh semua makhluk hidup yang berfungsi sebagai pengatur sifat-sifat tubuh. Setiap gen bersifat unik, yaitu hanya mengatur munculnya satu sifat. Dengan demikian, dalam tubuh setiap organisme terdapat banyak gen, sejumlah sifat yang dimiliki. Sebagai gambaran, coba amati tangan kita. Berapa sifat yang dapat kita lihat pada tangan? Jumlah jari, panjang jari, warna kulit, ada atau tidak ada kuku, bentuk kuku, dan banyak lagi. Betapa banyak macam gen dalam tubuh kita. Manusia merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Jumlah manusia mencapai 5 miliar orang dipastikan memiliki gen yang tidak sama, meskipun serupa. Peribahasa “tak ada manusia yang sama meskipun kembar” tampaknya terbukti dan menjadi bukti bahwa gen itu unik, tidak ada dua gen yang sama meskipun pada manusia kembar.

Perbedaan yang kita dapatkan pada biji-biji petai satu batang menandakan adanya keanekaragaman gen pada individu satu keturunan. Demikian pula keanekaragaman gen pada kacang tanah, kacang merah, dan jagung. Contoh pada berat biji, tentu setiap biji memiliki berat yang berbeda. Apabila perbedaan semakin banyak, biasanya tampak oleh kita. Jika perbedaan itu sangat ekstrem, kita sering menyebut adanya perbedaan ras. Misalnya, pada jenis manusia kita mengenal adanya ras mongoloid, ras negroid, ras kaukasoid, ras australoid, dan ras kapoid (perhatikan Gambar 6.2)

Gambar 6.2 Ras manusia

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

Selama kita hidup, berapa jenis tumbuhan dan hewan yang sudah kita kenal? Bagaimana mengenal dan membedakan hewan-hewan atau tumbuhan yang mirip? Marilah kita perhatikan kelompok kuda dan kelompok keledai. Selintas kedua kelompok ini serupa. Namun, jika diamati dan dipelajari lebih dekat, di antara kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan dapat kita lihat dari ukuran badannya, panjang telinganya, dan panjang ekornya. Ada satu hal penting yang menjadi petunjuk bahwa dua makhluk berbeda jenisnya, yaitu jika mereka dikawinkan, tidak ada keturunan yang terbentuk, atau jika keturunan terbentuk, seluruh keturunan mandul. Oleh karena itu, dikatakan bahwa kuda berbeda “jenis” dengan keledai. Istilah jenis di dalam biologi disebut “spesies”. Kini dunia memiliki kira-kira 33,5 juta spesies tumbuhan dan hewan, 30 juta spesies adalah serangga. yang sudah teridentifikasi sekitar 800.000 spesies (Dida Hamidah, M.Si : 2003). Untuk memahami apakah sekelompok makhluk hidup itu sejenis atau satu spesies, amatilah, jika mereka saling disilangkan menghasilkan keturunan atau tidak? Apakah keturunannya steril atau fertil? Keanekaragaman dalam satu jenis (spesies) disebut variasi. Variasi dalam jenis disebabkan oleh adanya perbedaan faktor-faktor pengatur sifat (gen) yang terdapat pada individu.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Setiap jenis makhluk hidup dalam lingkungannya akan melakukan interaksi dengan komponen-komponen lainnya. Interaksi melibatkan faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi udara, tanah, suhu, air, cahaya, iklim, dan kelembaban. Faktor kimia meliputi keasaman, salinitas, dan komponen mineral. Faktor fisik dan faktor kimia itu dalam pembentukan sebuah lingkungan disebut sebagai komponen abiotik, sedangkan aneka jenis makhluk hidup yang membentuk interaksi di dalamnya disebut faktor biotik. Secara keseluruhan di dalam ekosistem terjadi aliran energi. Semua proses dilakukan oleh komponen biotik dalam bentuk makan dan dimakan. Dalam proses makan dan dimakan, komponen biotik terbagi menjadi kelompok produsen, konsumen, dan pengurai. Namun, ditinjau dari fungsinya komponen biotik dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen autotrof dan heterotrof.

Komponen autotrof terdiri atas organisme yang mampu menyediakan makanannya sendiri dalam bentuk bahan organik. Bahan organik terbentuk melalui fotosintesis. Komponen heterotrof terdiri atas organisme yang tidak mampu menyediakan makanannya sendiri, dan hanya mampu memanfaatkan bahan organik hasil fotosintesis sebagai makanannya. Setiap komponen dalam ekosistem diciptakan oleh Sang Pencipta dalam keadaan seimbang yang jumlah perbandingannya menurut ukuran tertentu. Jenis komponen dan pola interaksi dipengaruhi oleh macam dan sifat komponen biotiknya. Karena komponen abiotik di setiap wilayah di bumi beraneka ragam, ekosistem pun beraneka ragam. Contoh beranekaragamnya ekosistem, di antaranya ekosistem pantai yang didominasi pohon kelapa, ekosisterm sawah dengan padinya, ekosistem padang rumput, ekosistem laut, ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem hutan tropis, dan ekosistem hutan gugur.

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Posted by : Ilham Setiawan 0 Comments

Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat ada dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tanaman.







Daur fosfor tidak akan seribet daur nitrogen yang diposting sebelumnya. Fosfor sangat penting bagi kehidupan. Sebagai fosfat, merupakan komponen DNA, RNA, ATP, dan juga fosfolipid yang membentuk semua membran sel. Melihat hubungan antara fosfor dan kehidupan, fosfor adalah unsur yang secara historis pertama kali diisolasi dari urin manusia, dan tulang abu merupakan sumber fosfat penting pada awalnya. Harga fosfat yang rendah batas penting untuk pertumbuhan di beberapa sistem perairan.


Daur / siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen: H2PO4-dan HPO42-). Ion fosfat banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.

Ion fosfat dapat memasuki air tanah sehingga tanaman dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.

Fosfat dikeluarkan dari organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur) mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.



Siklus fosfor lebih sederhana dibandingkan dengan siklus karbon atau siklus nitrogen. Siklus fosfor tidak meliputi pergerakan melalui atmosfer, karena tidak ada gas yang mengandung fosfor secara signifikan. Selain itu, fosfor hanya ditemukan dalam bentuk fosfat (P043-) anorganik (pada air dan tanah) dan yang diserap oleh tanaman dan digunakan untuk sintesis organik. Pelapukan bebatuan secara perlahan menambahkan fosfat ke dalam tanah.


Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam molekul biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organic. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tanaman lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Dengan demikian, sebagian besar fosfat bersiklus ulang secara lokal di antara tanah, tumbuhan, dan konsumen atas dasar skala waktu ekologis.

Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak mungkin ada organic fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organic fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organic fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.

Hewan tingkat rendah mendapatkan fosfor sebagai fosfor anorganik atau fosfor organic.

Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan. Burung laut memiliki peran penting dalam proses ini, ia akan mengembalikan fosfor dalam bentuk fosfat. Perubahan dari anorganik fosfat tidak larut (insoluble) ke fosfat terlarut (soluble) merupakan aktivitas mikroorganisme yang mampu mengubah fosfor tidak larut ke fosfat terlarut dapat di ketahui dengan metoda agar dengan menambahkan glukosa dan CA3 (PO4).

Daur / Siklus Fosfat

Posted by : Ilham Setiawan
Friday 3 May 2013
0 Comments

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.

Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).


Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.

Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

Daur Sulfur

Posted by : Ilham Setiawan 0 Comments

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogenmineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.

Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaannitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Pembukaannya sudah cukup, sekarang kita menginjak ke detail proses daur / siklus nitrogen.
FUNGSI DALAM EKOLOGI

Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan.Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi merupakan sumber berlimpah nitrogen, sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi gas nitrogenmenjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen penting dari produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk "tetap" nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa banyak makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah.

PROSES-PROSES DALAM DAUR NITROGEN

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organikamonium (NH4 +)nitrit (NO2-)nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2)Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan bagaimana proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen (lihat gambar).

1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :

a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.

2. Asimilasi

Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobianitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.

3. Amonifikasi

Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur.

4. Nitrifikasi

Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadinitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman.

Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :


  1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+
  2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
  3. NH3 + O2 → NO2 + 3H+ + 2e
  4. NO2 + H2O → NO3 + 2H+ + 2e
note : "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini." 
5. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitratsebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3 → NO2 → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3 + 10 e + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6. Oksidasi Amonia Anaerobik

Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2 → N2 + 2 H2O

Daur / Siklus Nitrogen

Posted by : Ilham Setiawan 0 Comments

  • hallo teman sobat lokopou malem ni seperti biasa pelajar seperti saya harus belajar tapi kok ngak ada buku ya dan uang saya pas pas an pas nih sobat lokopou aku kasih link download BSE di bawah nikmati saja dan Semoga Indonesia Pandai Sobat Lokopou
  • buat rasa Terimakasih Follow atau Like ya sobat Lokopou




Download BSE (Buku Elektronik) SMA KELAS X Gratis Alias Free

Posted by : Ilham Setiawan
Wednesday 9 January 2013
12 Comments

Ngobrol Bareng Otaku

- Copyright © 2013 Otaku Lokopou - ilham se - Powered by Blogger - Designed by ilham Seaka -